Perjalanancahaya kali ini kami akan mengunjungi sebuah kampung di Purwakarta yaitu
Kampung Karapyak Desa Cicadas, Kec.Babakan Cikao, Kab. Purwakarta. Kampung ini dikelilingi oleh kawasan industri
yang super megah dan tidak jauh dari sini terdapat pula pembangkit listrik
tenaga air yang memasok listrik untuk daerah pulau jawa dan sekitarnya. Sudah hampir 20 tahun lebih
warga disini tidak merasakan terangnya malam, malam-malam mereka hanya dihiasi lampu
cempor yang asapnya membuat hitam langit2 rumah serta mmbuat pernafasan sedikit
terganggu.
Lalu kenapa masih ada gelap disana? Mereka
tidak bisa menikmati aliran listrik Negara yang seharusnya mereka dapatkan, sebagaimana
yang sering kita sebutkan di sila ke 5 “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” Apakah ini sudah adil bagi mereka? Mungkin kita bisa coba bertanya
pada rumput yang bergoyang. Akses jalan menuju kesana pun terbilang hampir tidak ada, hanya ada jalan tanah lalu galengan sawah yang sempit, itu juga
harus melewati sungai, jika musim hujan tiba sungai pun akan meluap, sehingga mereka tidak
bisa melewatinya dan anak-anak sekolah pun terpaksa meliburkan diri dirumah. Berada
di kampung Karapyak seakan kita berada jauh dari peradaban, benar-benar terisolir sedangkan
tidak lebih dari 2 km terdapat jalan industri yang ramai lalu lalang kendaraan
serta pembangunan pabrik dan kawasan industri yang sedang gencar dilaksanakan.
Di
Kampung Karapyak ini terdapat 19 rumah dan 1 Masjid yang biasa digunakan anak-anak mengaji selepas maghrib. Mata pencaharian warga disini rata-rata adalah bertani
dan berternak. Disekitar kampung ini pun banyak terdapat tanah2 yang tandus
akibat penggalian tanah yang sembarangan yang merusak ekosistem sekitar. Entah
kenapa penggalian yang merusak lingkungan itu diperbolehkan beroperasi dilahan
produktif persawahan dan perkebunan. Penggalian ini juga membuat akses jalan
menjadi susah karena banyak terdapat kubangan lumpur yang mustahil dilewati
bila musim hujan.
Kali
ini kami Voluntrider akan akan menyampaikan amanah dari BNI Syariah untuk
memasangkan listrik tenaga matahari untuk penerangan masjid dan jalan.
14
Mei 2016
Jam setengah 7 pagi saya sudah bersiap menyiapkan
barang2 yang akan dibawa serta tak lupa 2 buah solar cell 50 wp yang menjadi
alat utama penerangan disana nanti. Pukul 7.30 pagi saya pun memutar gas menuju
TKP. Sesampainya di Karawang saya pun berhenti sejenak untuk sarapan pagi
karena perut sudah mulai merintih. Selesai memanjakan perut lalu saya
melanjutkan perjalanan menuju Kediaman Mang Rama di Sadang, tapi ketika sampai
dirumahnya beliau pun sudah tidak ada, kemungkinan sudah berangkat duluan
menuju TKP. Tak pikir panjang saya pun lanjut memeutar gas menuju TKP yang
memang tidak jauh dari sini. Sekitar 30 menit saya pun sampai di jalan masuk
menuju Kampung Karapyak, tetapi mang rama belum nampak disana. Saya pun
menunggu di pinggir jalan, gak lama Mang Rama pun datang membawa Naga dengan
istri dan anaknya. Sambil menunggu rombongan yang lain datang kami menunggu di
sebuah warung sambil beristirahat. Tak lama berselang Nugraha yang datang dari
Sukabumi ini pun ucuk ucuk nongol dengan Satria Pinknya. 1 Jam kami menunggu
blm ada juga penampakan rombongan yang datang, kami pun memutuskan untuk jalan
terlebih dahulu menuju lokasi. Jalan yang kami lalui pun terlihat sudah mulai
kering tak seperti beberapa minggu lalu yang masih basah dan lengket. Kami pun menyeberang sungai yang memang lagi
surut, Mang Rama 2 kali sempat terjatuh untuk melewatinya dan akhirnya pun
bisa. Kami pun sempat melewati pematang sawah yang sempit tapi Pak Karim pun memanggil kami untuk
berbalik arah karena warga sudah membuatkan jalur untuk memudahkan kami
melewatinya. Sekitar Pukul 13.00 kami pun sampai di kampung Karapyak dan kami
memakirkan kendaraan di salah satu rumah warga sekaligus sebagai tempat
istirahat kami.
 |
Siap2 Sebelum Berangkat |
 |
Sarapan Pagi |
 |
Jalan Masuk Menuju Kampung Karapyak |
 |
Menunggu di Warung |
 |
Jalur yang kami lewati |
 |
Sepanjang mata memandang hanya tanah |
 |
Hanya jalan tanah masbro |
 |
Narsis di Pematang Sawah |
 |
Melewati Sungai |
 |
Kebo main di sungai |
 |
Penampakan sungai yang surut |
 |
Naga Jatuh Men |
 |
Salah Jalan Masbro |
 |
Kebo mau Bajak sawah dulu...hehe |
 |
Ngasoh dulu biar gak baper |
 |
Biar kaya kebo maen di sawah..hehe |
 |
Sampai di Kampung Karapyak |
 |
Rumah Pak Dudu, Tempat Kami Beristirahat |
Setelah
beristirahat sebentar kami pun langsung menyiapkan solar cell yang akan dipasang
dan membawanya ke Masjid. Saya pun memasang kabel dan lampu-lampu didalam masjid,
Mang Rama masih sibuk dengan Penyambungan Solar Cell dngan kiprok dan Nugraha
asyik menyolasi kabel-kabel. Tib-atiba terdengar kendaraan yang datang, benar itu adalah
rombongan yang kami tunggu tadi yaitu Mang Ogie, Mang Dj, Wa DImas dan Amir Hamzah,
tetapi kenapa si Mang Iwan belum ada ya, ternyata si Aki(motor Mang Iwan) ada
masalah dan di bawa kebengkel terdekat dengan ditemani si Ujang.
 |
Mnyiapkan Solar Cell |
 |
Memasang Lampu LED |
 |
Memasang Kabel di Lamapu LED |
Pak
Karim memanggil-memanggil kami untuk segera makan siang yang telah disediakan oleh
warga. Kami pun segera menuju salah satu rumah warga, lalu menyantap dengan lahap makanan yang disediakan dengan
sambalnya yang yahud pisan…Enaknya Poll. Selesai santap siang kami pun segera melanjutkan
pemasangan solar cell di Masjid dan pemasangan tiang-tiang untuk penerang jalan dengan
dibantu warga. Sebelum Magrib tiba akhirnya Pemasangan solar cell dan lampu-lampu sudah terselesaikan serta beberapa teman yang dari Bandung pun memutuskan untuk pulang dan yang lainnya pun menginap disini. Dan kini suasana Solat Magrib sudah terang benderang oleh lampu LED
bgitu juga anak2 kcil yang tampak senang sekali mengaji.
 |
Santap Siang Ala Warga Karapyak |
 |
Melanjutkan Pemasangan |
 |
Warga membantu pemasangan tiang |
 |
Lampu dikala magrib |
 |
Suasana sehabis shalat maghrib |
 |
Suasana Anak-anak mengaji |
Waktu pun semakin malam kami pun menikmati malam pertama di Kampung Karapyak. Sepi dan Sunyi begitu yang kami rasakan. dari kejauhan Pak Karim datang dan mengajak kami umtuk makan malam. Kami pun menerima ajakan beliau untuk menikmati makan malam ala Kampung Karapyak. Dengan menu yang khas kami pun menyantap dengan lahap, sehingga membuat perut terasa kenyang sekali. Sudah selesai makan malam kami pun kembali ke tempat beristirahat kami dan mengobrol bersama-sama teman dan warga Karapyak. Tak terasa waktu sudah larut dan akhirnya kami pun memutuskan beristirahat ditemani dengan nyamuk-nyamuk nakal. Bersambung....Day 2
 |
Menimati Makan Malam Ala Kampung Karapyak |
 |
Tempat Beristirahat Kami |
 |
Lampu Penerang Jalan Saat Malam |
Hanyalah seorang anak yang hobi motor-motoran untuk menikmati keindahan Indonesia demi memaknai arti kehidupan yang sebenarnya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon